Saturday, 16 March 2019

suka duka menjadi mitra go massage

0 comments
GO MASSAGE, Menjadi tukang pijat bukanlah cita-cita yang diimpikan oleh Marni Suyanti. Tetapi, sebagai seorang orang tua tunggal, tuntutan finansial untuk membiayai buah hatinya membikin Marni patut memutar otak dan berprofesi lebih keras. 


Berbekal ajaran dari neneknya yang dahulu tukang pijat tradisional, Marni wanita asal Makassar ini memberanikan diri mendaftar menjadi talent GO-MASSAGE. 
Meski banyak stigma negatif yang disandingkan dengan tukang pijat, Marni tak malu dengan profesinya itu. 




“Aku senantiasa ingat bila di rumah ada si kecil yang wajib aku besarkan, sebagai single parent  semestinya aku dapat bertanggung jawab biar si kecil jadi buah hati yang bagus ke depannya.Seandainya ada cerita-cerita negatif, ya aku senantiasa ingat ada si kecil yang menunggu di rumah dan anak aku yang besar juga senantiasa pesan untuk hati-hati jika aku pergi berprofesi, jangan ingin dibohongi  orang,” kata Marni.

Ia yang sehari-hari berprofesi di rumah sakit sebagai pegawai kontrak, memanfaatkan waktu luangnya untuk melayani pelanggan sebagai tukang pijat profesional. Ibu dua orang buah hati ini yakin kalau semua sesuatu yang diawali dengan niat yang bagus dan positif pasti akan berbuah yang positif juga.

Tapi, pengalamannya menjadi talent GO-MASSAGE tak senantiasa manis, Marni pernah hampir dilecehkan oleh salah seorang pelanggannya. 

“Pernah ada customer laki-laki yang meminta untuk “dilayani”. Ketika itu juga aku lantas beranikan diri untuk bilang, “Pak, jangan berani tipe-tipe ya. Aku disini kerja secara profesional di GO-MASSAGE bukan tukang pijat yang aneh-aneh dan kita punya SOP, nanti aku laporkan dan bapak dapat diproses sama kantor sentra,” Sebab Bapak jadi malu sendiri,” kenang Marni.

Sebagai seorang perempuan ia yakin jika semestinya patut jaga diri sendiri. “Saya jika bukan kita ya siapa lagi yang dapat melindungi, namanya kita berprofesi dan pasti nggak senantiasa nyaman, namun jika kita konsentrasi dan punya tujuan yang bagus pasti kita dapat terhindar dari hal-hal yang negatif,” pungkasnya.

Dari hasil berprofesi menjadi talent GO-MASSAGE Marni mempunyai penghasilan tambahan untuk membayar kos dan sekolah si buah hatinya. “Aku juga punya agenda dengan uang yang aku dapatkan dari GO-MASSAGE aku angsur rumah dan dapat menabung,” katanya.  

Kisah serupa juga dialami oleh Rahma, seorang Ibu tiga buah hati yang bekerja menjadi driver GO-JEK. Ia tak pernah berdaya, akan melabuhkan alternatif pekerjaannya sebagai driver ojek online. 

Melainkan Rahma bekerja sebagai seorang SPG di mall. Tapi, pendapatannya tak sanggup membayar hutangnya. Rahma bahkan kemudian mendapatkan tawaran dari sahabat-sahabatnya yang sudah  secara khusus lebih dulu menjadi driver GO-JEK untuk bergabung. Tanpa rasa malu,ia bahkan menentukan untuk mendaftar. 

Ketika permulaan menjadi driver GO-JEK, beragam cobaan mesti dilewati Rahma. “Aku pernah ketemu tukang parkir, tanpa basa basi ia seketika mencaci maki aku, “nggak malu perempuan jadi ojek?” disana aku seketika nangis, bukan sebab malu melainkan aku merasa orang ini demikian itu jahat sedangkan ia tak ketahui dan tak tahu pengorbanan aku untuk keluarga selama ini,” kenang Rahma.

Tetapi kekuatan juang Rahma yang tinggi untuk menghidupi keluarga sanggup menaklukkan cibiran orang. 

Pengalaman Rahma menjadi seorang driver wanita tidak senantiasa pahit. Banyak juga kisah manis yang ia dapat rasakan khususnya  dari pelanggannya yang murah hati. 

“Aku acap kali diberi tip yang besar dari customer, ibaratnya itu seperti uang tambahan" ujarnya.

Aku dari hasil meng-GO-JEK dapat membiayai kehidupan sehari-hari keluarga, menyicil motor dan menyekolahkan  ketiga buah hatinya.
Rahma menyadari, tak gampang menjadi wanita yang berprofesi di tengah lingkungan laki-laki.

"Aku banyak belajar selama satu tahun menjadi driver GO-JEK ini. Hal yang susah untuk diubah ialah pandangan orang lain kepada profesi kita, apalagi sebagai perempuan.  yang mau aku bagi terhadap perempuan lain ialah, jangan pernah malu untuk jadi tukang ojek, apalagi dengan adanya GO-JEK ini,” tutur Rahma.

No comments:

Post a Comment